Manajemen hama adalah komponen penting dari program keamanan pangan di seluruh dunia. Fasilitas produksi, serta fasilitas ritel makanan dan restoran, semuanya berisiko mengundang hama seperti hewan pengerat, kecoak, semut, dan burung, sebagian besar karena sifat bisnis mereka. Fasilitas ini menyediakan kondisi ideal yang dibutuhkan banyak hama untuk tumbuh subur: makanan, air, dan tempat berlindung.

Setiap segmen industri makanan saat ini dituntut untuk memiliki program pengendalian hama yang efektif dan terintegrasi. Standar HACCP mensyaratkan hal ini, karena pengendalian hama dianggap sebagai titik pengendalian kritis. Standar lain, seperti yang diakreditasi oleh GFSI, melangkah lebih jauh dalam persyaratan manajemen dan audit mereka.
Menurut Kammerling, program pengelolaan hama terpadu (PHT) yang dirancang dengan baik mencakup elemen-elemen penting berikut:

  1. Pemantauan: menggabungkan pelacakan elektronik dengan pemeriksaan visual reguler dari semua stasiun perangkap.
  2. Identifikasi: mengetahui kebiasaan dan biologi hama (siklus perkembangbiakan, apa yang disukai sebagai sumber makanan, dll).
  3. Inspeksi & Perawatan Fasilitas: Melakukan inspeksi terjadwal dan menyeluruh secara teratur. Pastikan juga tidak ada retakan pada dinding bangunan atau di sekitar pintu tempat masuknya hama. Memastikan pintu menutup dengan cepat dan tetap tertutup.
  4. Sanitasi : Menjaga kebersihan lingkungan yang membuat hama sulit berkembang biak (tidak ada sampah, sisa makanan, minim bau, dll).
  5. Dokumentasi: Mempertahankan catatan layanan yang akurat dan terperinci (misalnya, log aktivitas hewan pengerat, perangkap lampu serangga, papan lem, laporan inspeksi, dll.) untuk membantu peningkatan berkelanjutan dari keseluruhan program.
  6. Komunikasi: Menjaga jalur komunikasi tetap terbuka antara teknisi layanan dan manajemen fasilitas sehingga potensi masalah dapat diantisipasi dan diperbaiki saat muncul.